18 hal yang TERLARANG SAAT JUM’ATAN

Oleh: Muhammad Nur Muttaqien

 

1| Berjual beli saat pelaksanaan shalat Jum’at dan khutbahnya

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

  • Allah Ta’ala berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk shalat di hari Jum’at maka bersegeralah kalian kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. | Qs. Al-Jumu’ah (62): 9

2| Langsung duduk sebelum tahiyyatul masjid

جَاءَ رَجُلٌ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ النَّاسَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ أَصَلَّيْتَ يَا فُلاَنُ قَالَ لاَ قَالَ قُمْ فَارْكَعْ رَكْعَتَيْنِ

  • Jabir bin Abdillah r.a. berkata: “Seseorang datang di saat Nabi s.a.w. sedang mengkhutbahi orang-orang di hari Jum’at. Beliau bertanya: “Apakah kamu sudah shalat, hai fulan?” Dia menjawab: “Belum.” Beliau bersabda: “Berdirilah, dan shalatlah dua raka’at.” | Hr. Bukhori No: 878, dari Jabir bin Abdillah r.a.

KET: Dalam riwayat Muslim No: 1449, hendaknya dilakukan dengan segera atau tidak terlalu lama.

3| Memisahkan antara dua orang yang duduk berdampingan

لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيبِ بَيْتِهِ ثُمَّ يَخْرُجُ فَلاَ يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ ثُمَّ يُصَلِّي مَا كُتِبَ لَهُ ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ الْإِمَامُ إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى

  • Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidaklah seseorang mandi di hari Jum’at, lalu dia bersuci dengan bersuci yang ia mampu, memakai minyak rambut atau mengenakan minyak wangi rumahnya, kemudian keluar rumah, dan tidak memisahkan antara dua orang, kemudian shalat sesuai dengan keinginannya, kemudian memperhatikan di saat Imam berkhutbah, melainkan pastilah akan diberikan ampunan untuknya bagi dosa antara jum’at itu dan Jum’at mendatang.” | Hr. Bukhori No: 834, dari Salman Al-Farisi r.a.

4| Memakai pakaian dari kain sutera

أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَأَى حُلَّةً سِيَرَاءَ عِنْدَ بَابِ الْمَسْجِدِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ اشْتَرَيْتَ هَذِهِ فَلَبِسْتَهَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلِلْوَفْدِ إِذَا قَدِمُوا عَلَيْكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا يَلْبَسُ هَذِهِ مَنْ لاَ خَلاَقَ لَهُ فِي الْآخِرَةِ

  • Umar bin Khattab r.a. melihat kain sutera bergaris di dekat pintu masjid. Dia berkata: “Wahai Rasulullah! Andaikan Anda membeli kain sutera ini untuk Anda pakai di hari Jum’at dan bila datang tetamu negara bila mereka menemui Anda.” Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya yang memakai pakaian dari bahan ini hanyalah orang yang tidak akan mendapatkannya di hari akhirat nanti.” | Hr. Bukhori No: 837, dari Abdullah bin Umar r.a.

5| Memaksakan diri shalat Jum’at padahal hujan sangat lebat, sementara jalanan banjir dan rupa-rupa rintangan lainnya

ابْنُ عَبَّاسٍ لِمُؤَذِّنِهِ فِي يَوْمٍ مَطِيرٍ إِذَا قُلْتَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَلاَ تَقُلْ حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ قُلْ صَلُّوا فِي بُيُوتِكُمْ فَكَأَنَّ النَّاسَ اسْتَنْكَرُوا قَالَ فَعَلَهُ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّي إِنَّ الْجُمْعَةَ عَزْمَةٌ وَإِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أُحْرِجَكُمْ فَتَمْشُونَ فِي الطِّينِ وَالدَّحَضِ

  • Ibnu Abbas r.a. berkata kepada muazinnya di hari hujan lebat: “Bila kamu sudah mengucapkan ‘asyhadu anna muhammadan rasululloh’, kamu jangan mengatakan ‘hayya ‘alas shollaah’, tetapi ucapkanlah ‘sholluu fii buyuutikum’ (shalatlah di rumah-rumah kalian). Mendengar hal itu orang-orang tidak menerima. Beliau mengatakan: “Hal ini telah dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku (yaitu Nabi s.a.w.). Sesungguhnya Jum’atan itu adalah suatu keharusan. Dan sesungguhnya aku tidak suka membuat kalian kesusahan, sehingga kalian harus berjalan di tanah yang becek.” | Hr. Bukhori No: 850, dari Ibnu Abbas r.a.

6| Aroma badan tidak sedap karena berkeringat

كَانَ النَّاسُ يَنْتَابُونَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مِنْ مَنَازِلِهِمْ وَالْعَوَالِيِّ فَيَأْتُونَ فِي الْغُبَارِ يُصِيبُهُمْ الْغُبَارُ وَالْعَرَقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُمْ الْعَرَقُ فَأَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْسَانٌ مِنْهُمْ وَهُوَ عِنْدِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ أَنَّكُمْ تَطَهَّرْتُمْ لِيَوْمِكُمْ هَذَا

  • Aisyah r.a. berkata: “Orang-orang berdatangan di hari Jum’at dari rumah-rumah mereka yang jauh dan dari daerah perbukitan. Mereka datang dengan berdebu bercampur keringat. Bau keringat keluar dari tubuh mereka. Salah seorang dari mereka mendatangi Rasulullah s.a.w. saat beliau berada di samping saya. Nabi s.a.w. bersabda: “Bisakah kalian mandi untuk menyambut hari kalian ini?” | Hr. Bukhori No: 851, dari Aisyah r.a.

7| Datang menuju masjid dengan berlari

إِذَا أُقِيمَتْ الصَّلاَةُ فَلاَ تَأْتُوهَا تَسْعَوْنَ وَأْتُوهَا تَمْشُونَ عَلَيْكُمْ السَّكِينَةُ فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا

  • Bila iqamat shalat sudah dikumandangkan maka janganlah kalian mendatangi shalat itu dengan berlari, tetapi datangilah dengan berjalan. Dan lakukanlah dengan tenang. Yang kalian sempat, maka shalatlah. Yang kalian tertinggal maka sempurnakanlah. | Hr. Bukhori No: 857, dari Abu Hurairah r.a.

8| Meminta orang yang sedang duduk supaya pindah tempat lalu dia duduk di sana

نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُقِيمَ الرَّجُلُ أَخَاهُ مِنْ مَقْعَدِهِ وَيَجْلِسَ فِيهِ قُلْتُ لِنَافِعٍ الْجُمُعَةَ قَالَ الْجُمُعَةَ وَغَيْرَهَا

  • Ibnu Umar r.a. berkata: “Nabi s.a.w. melarang seseorang meminta saudaranya (yang sedang duduk) agar berdiri dari tempat duduknya, lalu dia duduk di sana.” Ibnu Juraij bertanya kepada Nafi’: “Apakah berlaku dalam shalat Jum’at saja?” Nafi’ menjawab: “Berlaku untuk shalat Jum’at dan yang lainnnya.” | Hr. Bukhori No: 860, dari Ibnu Umar r.a.

9| Ngobrol atau mengadakan ‘diam’ kepada orang yang ngobrol di saat khatib bicara

إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ

  • Rasulullah s.a.w. bersabda: “Apabila kamu mengatakan kepada kawanmu di hari Jum’at ‘diamlah’ sedangkan Imam sedang berkhutbah, maka kamu telah membuat Jum’at kamu sia-sia”. | Hr. Bukhori No: 882, dari Abu Hurairah r.a.

10| Melambat-lambat datang ke Jum’atan sehingga usai azan Jum’at

بَيْنَمَا عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ يَخْطُبُ النَّاسَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِذْ دَخَلَ عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ فَعَرَّضَ بِهِ عُمَرُ فَقَالَ مَا بَالُ رِجَالٍ يَتَأَخَّرُونَ بَعْدَ النِّدَاءِ ..

  • Abu Hurairah r.a. berkata: “Di saat Umar bin Khattab r.a. berkhutbah di hadapan orang-orang di hari Jum’at, tiba-tiba datanglah Usman bin Affan. Umar menyindirnya dengan mengatakan: “Ada apa gerangan dengan orang-orang yang sengaja mengakhirkan datang sehingga usai azan?”… | Hr. Muslim No: 1396, dari Abu Hurairah r.a.

11| Meninggalkan shalat Jum’at karena malas

لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمْ الْجُمُعَاتِ أَوْ لَيَخْتِمَنَّ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ ثُمَّ لَيَكُونُنَّ مِنْ الْغَافِلِينَ

  • Rasulullah s.a.w. bersabda: “Hendaklah suatu kaum segera menghentikan kebiasaan mereka meninggalkan shalat-shalat Jum’at atau (kalau mereka terus demikian) Allah akan mengunci mati hati mereka kemudian menjadilah mereka termasuk orang-orang yang lalai. |Hr. Muslim No: 1432, dari Abu Hurairah r.a.

مَنْ تَرَكَ الْجُمُعَةَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَهَاوُنًا بِهَا طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قَلْبِهِ

  • Rasulullah s.a.w. bersabda: “Siapa yang meninggalkan Jum’atan tiga kali karena meremehkah urusannya, maka Allah akan mengunci mati hatinya.” | Hr. Tirmidzi No: 460, dari Abul Ja’di r.a.

12| Usai shalat Jum’at langsung shalat sunnat

إِذَا صَلَّيْتَ الْجُمُعَةَ فَلاَ تَصِلْهَا بِصَلاَةٍ حَتَّى تَكَلَّمَ أَوْ تَخْرُجَ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَنَا بِذَلِكَ أَنْ لاَ تُوصَلَ صَلاَةٌ بِصَلاَةٍ حَتَّى نَتَكَلَّمَ أَوْ نَخْرُجَ

  • Mu’awiyah bin Abi Sufyan berkata: “Bila kamu usai shalat Jum’at, maka janganlah kamu sambungkan dengan shalat yang lain sehingga kamu berbicara dulu atau keluar. Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. memerintahkan kepada kami hal itu, yaitu jangan menyambung shalat dengan shalat sehingga berbicara atau keluar.” | Hr. Muslim No: 1463, dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan r.a.

13| Mempermainkan kerikil / mempermainkan benda-benda tertentu

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَدَنَا وَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ وَزِيَادَةُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ وَمَنْ مَسَّ الْحَصَى فَقَدْ لَغَا

  • Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa berwudlu lalu dia lakukan wudlunya itu dengan baik, kemudian dia datang menuju Jum’atan, lalu dia mendekat (kepada Imam), mendengar dan memperhatikan, maka diampuni baginya untuk dosa yang ia lakukan antara Jum’at itu dengan Jum’at yang lain, dan ditambah tiga hari. Dan barangsiapa yang mempermainkan kerikil, maka sesungguhnya dia telah menjadikan Jum’atnya menjadi sia-sia.” | Hr. Tirmidzi No: 458, dari Abu Hurairah r.a.

14| Mengantuk

إِذَا نَعَسَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَلْيَتَحَوَّلْ مِنْ مَجْلِسِهِ ذَلِكَ

  • Rasulullah s.a.w. bersabda: “Apabila seseorang dari kalian mengantuk di hari Jum’at, maka hendaklah dia berpindah dari tempat duduknya itu.” | Hr. Tirmidzi No: 484, dari Ibnu Umar r.a.

15| Memeluk lutut

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ الْحِبْوَةَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ

  • Sesungguhnya Nabi s.a.w. melarang meleluk lutut di hari Jum’at di saat Imam sedang berkhutbah. | Hr. Tirmidzi No: 472, dari Mu’adz ibn Anas r.a.

16| Duduk melingkar sebelum shalat Jum’at

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ الشِّرَاءِ وَالْبَيْعِ فِي الْمَسْجِدِ وَأَنْ تُنْشَدَ فِيهِ ضَالَّةٌ وَأَنْ يُنْشَدَ فِيهِ شِعْرٌ وَنَهَى عَنِ التَّحَلُّقِ قَبْلَ الصَّلاَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ

  • Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. melarang jual beli di dalam masjid, dicari barang yang hilang di dalamnya, dilantunkan sya’ir di dalamnya, dan beliau melarang duduk-duduk melingkar sebelum shalat Jum’at. | Hr. Abu Daud No: 911, dari Ibnu Amr r.a.

17| Selalu duduk jauh dari Imam, padahal ada ruang kosong untuk duduk dekat Imam

احْضُرُوا الذِّكْرَ وَادْنُوا مِنْ الْإِمَامِ فَإِنَّ الرَّجُلَ لاَ يَزَالُ يَتَبَاعَدُ حَتَّى يُؤَخَّرَ فِي الْجَنَّةِ وَإِنْ دَخَلَهَا

  • Rasulullah s.a.w. bersabda: “Hadirilah nasihat (dalam khutbah Jum’at), dan mendekatlah dengan Imam. Sesungguhnya seseorang tidak henti-hentinya membiasanya diri jauh (dari Imam) sehingga dia diakhirkan di dalam surga, walaupun dia memasukinya. | Hr. Abu Daud No: 934, dari Samurah bin Jundub r.a.

18| Melangkahi pundak orang-orang yang sedang duduk

جَاءَ رَجُلٌ يَتَخَطَّى رِقَابَ النَّاسِ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيْ اجْلِسْ فَقَدْ آذَيْتَ

  • Abdullah bin Busr r.a. berkata: “Pernah ada seorang laki-laki yang melangkahi leher orang-orang di hari Jum’at, lalu Rasulullah s.a.w. berkata kepada orang itu: “Duduklah. Engkau telah menyakiti orang lain.” | Hr. Nasai No: 1382, dari Abdullah bin Busr r.a.

 

UNTUK KHOTIB

1| Berkhutbah dengan sangat singkat sehingga tidak difahami atau disalah fahami

أَنَّ رَجُلًا خَطَبَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَنْ يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ رَشَدَ وَمَنْ يَعْصِهِمَا فَقَدْ غَوَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِئْسَ الْخَطِيبُ أَنْتَ قُلْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ قَالَ ابْنُ نُمَيْرٍ فَقَدْ غَوِيَ

  • Adi bin Hatim r.a. berkata: “Seseorang pernah berkhutbah di dekat Nabi s.a.w., lalu dia mengatakan: “Siapa yang ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah hidup dalam bimbingan. Dan siapa yang mendurhakai keduanya, maka dia tersesat.” Rasulullah s.a.w. bersabda: “Pengkhotbah yang paling buruk adalah kamu. Ucapkanlah: “Siapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh ia telah tersesat.” | Hr. Muslim No: 1438, dari Adi bin Hatim r.a.

KET: Kalimat keduanya yang diucapkan oleh pengkhotbah tadi, diganti oleh Nabi s.a.w. dengan Allah dan Rasul-Nya, sehingga yang mendengar tidak salaf faham bahwa yang dimaksud keduanya itu adalah Allah dan Rasul-Nya. Dalam khutbah hindarilah kesalahfahaman mustami’, walaupun khutbahnya agak panjang. Demikian menurut Imam Nawawi dlm Syarah Muslim.

2| Khatib mengangkat kedua tangan saat berdoa di khutbah Jum’at

رَأَى بِشْرَ بْنَ مَرْوَانَ عَلَى الْمِنْبَرِ رَافِعًا يَدَيْهِ فَقَالَ قَبَّحَ اللَّهُ هَاتَيْنِ الْيَدَيْنِ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَزِيدُ عَلَى أَنْ يَقُولَ بِيَدِهِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ الْمُسَبِّحَةِ

  • Husain bin Abdurrahman berkata: “Umarah bin Ruaibah melihat Bisyir bin Marwan di atas minbar sambil mengangkat kedua tangannya, lalu dia berkata: “Semoga Allah memburukkan kedua tangan itu. Sesungguhnya Aku telah melihat Rasulullah s.a.w. tidak pernah berdoa melainkan cukup dengan isyarat satu jari saja, seperti ini.” | Hr. Muslim No: 1443, dari Umarah bin Ruaibah r.a.

3| Khutbah terlalu lama dan shalat sangat sebentar

خَطَبَنَا عَمَّارٌ فَأَوْجَزَ وَأَبْلَغَ فَلَمَّا نَزَلَ قُلْنَا يَا أَبَا الْيَقْظَانِ لَقَدْ أَبْلَغْتَ وَأَوْجَزْتَ فَلَوْ كُنْتَ تَنَفَّسْتَ فَقَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا

  • Abu Wa’il berkata: “Ammar bin Yasir berkhutbah untuk kami, beliau meringkat bahkan sangat ringkat. Saat turun dari minbar, kami berkata: “Wahai Abul Yaqzon, sesungguhnya Anda telah berkhutbah sangat ringkat. Seandainya agak panjang sedikit.” Beliau menjawab: “Sesungguhnya aku telah dengar Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya panjangnya shalat seseorang dan khutbahnya yang ringkas, merupakan pancaran dari fiqihnya. Oleh karena itu, panjangkanlah shalat dan berkhutbahlah dengan ringkas. Sesungguhnya penjelasan yang panjang lebar termasuk salah satu bentuk sihir.” | HR. Muslim: 1437

 

Leave a comment